fbpx

 Kalau lo main ke event lari, gym, atau bahkan nongkrong di kafe hits Jakarta Selatan, besar kemungkinan lo bakal lihat satu sepatu yang bentuknya agak chunky, sole-nya tebal, tapi vibe-nya clean dan modern banget. Yup—itu dia HOKA (atau lengkapnya HOKA ONE ONE), sepatu yang sekarang jadi simbol dua dunia: serius buat performa, tapi juga keren buat gaya.

Nah, di artikel ini kita bakal bahas tentang HOKA secara lengkap: dari asal-usulnya yang penuh cerita, teknologi yang bikin pelari jatuh cinta, sampai cara padu padan biar lo bisa tampil effortless—baik di track maupun di trotoar.

Awal Mula Sepatu HOKA dan Filosofi di Baliknya

Buat lo yang baru dengar, HOKA itu lahir dari ide dua orang pelari gunung asal Prancis—Jean-Luc Diard dan Nicolas Mermoud—sekitar tahun 2009. Mereka punya satu masalah klasik: gimana caranya tetap bisa lari cepat turun gunung tanpa bikin lutut menderita. Dari situ muncul ide bikin sepatu dengan midsole super tebal buat meredam benturan, tapi tetap ringan dan responsif.

Awalnya banyak orang ngeledek—“Kok sepatunya kayak bantal?” atau “Ini sepatu apa moon boots?” Tapi ternyata di situlah letak kejeniusan HOKA: mereka berani beda.

Visinya simpel tapi brilian: bikin sepatu yang bikin orang lari lebih jauh, lebih cepat, dengan rasa nyaman yang nggak pernah dirasain sebelumnya. Dan boom — dalam waktu beberapa tahun, HOKA berubah dari underdog jadi game changer di dunia running shoes.

HOKA sekarang udah bukan cuma soal performa. Brand ini udah jadi cultural statement. Dipakai bukan cuma sama pelari elit, tapi juga sama fashion icon, creative worker, bahkan orang-orang yang sekadar suka tampil beda tapi fungsional.


Jenis & Kelebihan: Bukan Sekadar Sol Tebal

Oke, sekarang kita bahas yang teknikal tapi tetap santai. Karena di balik tampilan chunky-nya, setiap model HOKA punya karakter dan teknologi sendiri-sendiri.

1. HOKA Clifton Series – The Everyday Hero

Clifton itu kayak entry point buat siapa pun yang baru kenalan sama HOKA. Empuk banget, tapi tetap enteng. Cocok buat lo yang lari jarak menengah, treadmill di gym, atau sekadar jalan kaki seharian.
Kelebihan utamanya? Meta-Rocker Geometry — bentuk sol melengkung yang bantu dorong langkah lo maju tanpa effort besar. Jadi tiap kali kaki lo nempel tanah, rasanya kayak “dipantulin halus.”

2. HOKA Bondi – Si Empuk Tak Terkalahkan

Kalau Clifton udah nyaman, Bondi itu versi ultra comfort-nya. Solnya lebih tebal, cushioning-nya maksimal, cocok buat recovery run atau buat orang yang kerjaannya berdiri lama (halo barista & crew event 😅).
Banyak orang bilang Bondi itu “sepatu yang bisa nyembuhin lutut”—nggak heran jadi favorit buat yang punya riwayat cedera.

3. HOKA Speedgoat – Raja Trail Run

Nama “Speedgoat” aja udah menggambarkan segalanya. Ini sepatu buat medan ekstrem: tanah, batu, turunan curam. Daya cengkeramnya brutal, tapi tetap empuk di kaki. Cocok buat pelari gunung atau orang yang suka off-road adventure.

4. HOKA Kawana & Mach – Buat Lo yang Suka Cepat

Kalau lo tipe pelari cepat atau suka latihan tempo, Kawana dan Mach adalah dua opsi kece. Mereka lebih responsive, sol-nya agak lebih firm, tapi tetap kasih feel khas HOKA yang empuk dan smooth.
Bonusnya, desainnya keren buat dipakai casual—apalagi warna nude atau monokrom-nya, itu udah kayak sneaker fashion week.

Kelebihan yang Bikin HOKA Nggak Tergantikan

Oke, tapi apa sih yang bikin HOKA beda dari brand lain kayak Nike, Adidas, atau Asics?

  1. Cushioning-nya bukan gimmick.
    Banyak sepatu yang kelihatan tebal tapi keras. HOKA beda: foam-nya empuk tapi nggak lembek. Lo bisa dapet impact protection tanpa kehilangan stabilitas.
  2. Meta-Rocker design.
    Ini bukan cuma gaya. Bentuk sole yang melengkung bikin langkah lo lebih efisien, terutama buat jarak jauh.
  3. Lightweight build.
    Meski kelihatannya besar, beratnya ringan banget. Bahkan Bondi, yang paling tebal, masih bisa dipakai lari 10K tanpa beban.
  4. Support dan stabilitas tinggi.
    Banyak pelari dengan flat feet atau pronasi berlebih merasa cocok banget sama HOKA karena konstruksi bawahnya lebar dan stabil.
  5. Versatile.
    Lo bisa lari, jalan, nongkrong, sampai ngantor pakai satu sepatu yang sama. Gaya chunky-nya justru jadi nilai tambah di era streetwear sekarang.

Saran Styling: Dari Track ke Trotoar

Nah, ini bagian yang paling fun. Karena sejujurnya, banyak orang sekarang beli HOKA bukan cuma buat olahraga. Tapi karena fitur + desain = aesthetic combo.

1. Athleisure Look

Pas banget buat era “I look like I’m going to the gym, but actually going to brunch”.

  • Atas: pakai oversized hoodie atau crewneck polos.
  • Bawah: legging atau celana jogger warna netral.
  • Kaki: HOKA Clifton warna putih atau pastel.

Udah, tinggal tambah tote bag atau topi bucket—lo bakal keliatan effortless tapi tetap “niat.”

2. Urban Minimalist

Kalau lo lebih suka tampilan clean, gaya ini cocok banget.

  • Kaos plain warna putih atau abu muda.
  • Celana chino cropped atau straight pants.
  • HOKA Bondi warna “all white” atau “bone” — dijamin tampil classy tapi tetap santai.

Style ini banyak dipakai kreator muda, arsitek, atau orang agency—karena fungsional tapi estetik.

3. Outdoor-Core Style

Tren outdoor-core lagi hype banget di 2025 ini. Jadi sepatu trail kayak Speedgoat atau Challenger ATR sekarang sering dipakai bareng celana kargo dan jaket technical.
Lo kelihatan kayak baru turun dari gunung, padahal cuma nongkrong di Senopati 🤣. Tapi ya, gaya itu justru yang lagi digemari karena ngasih kesan “adventure-ready”.

4. Genderless Street Style

HOKA itu unisex banget. Lo bisa mix and match tanpa takut terlihat terlalu maskulin atau feminin. Banyak cewek pakai Bondi atau Clifton oversized look, dan itu malah keren karena vibe-nya soft but powerful.

HOKA dan Budaya Pop: Dari Track ke TikTok

Lucunya, HOKA itu dulu cuma dikenal di komunitas lari. Tapi sekarang? Scroll aja TikTok atau Pinterest—semua fit inspo pasti ada satu atau dua orang pakai HOKA.

  • Banyak influencer fitness pakai buat konten “What I wear to the gym.”
  • Fashion influencer luar negeri pakai HOKA Bondi buat airport fit.
  • Bahkan musisi indie dan DJ techno pun pakai HOKA buat tampil di gigs karena nyaman tapi tetap stylish.

Di sinilah HOKA berhasil menembus dua dunia sekaligusfungsionalitas dan fashion. Mereka nggak kehilangan akar sebagai sepatu running, tapi juga berhasil jadi cultural icon.

Worth It Nggak Sih? (Jawaban Jujur Buat Lo yang Galau)

Oke, kita bahas hal yang sering jadi bahan debat di grup WA pelari: “Sepatu HOKA tuh overpriced nggak sih?”

Jawaban jujurnya: nggak, kalau lo tahu value-nya.

Emang harga retail-nya bisa di kisaran 2,5 juta sampai 3,5 juta, tapi lo dapet:

  • Teknologi yang beneran terbukti di dunia lari profesional.
  • Material premium yang tahan lama (nggak gampang penyok).
  • Desain yang masih keren walau udah dipakai 2 tahun.

Dan kalau lo bandingin sama brand sekelas On Running, Saucony, atau Nike ZoomX, HOKA masih termasuk reasonable banget.

Sustainability & Brand Direction

Yang menarik lagi, HOKA juga mulai fokus ke arah keberlanjutan. Banyak model barunya pakai material recycled mesh, dan mereka aktif ngurangin limbah produksi.
Bahkan packaging-nya sekarang makin eco-friendly. Jadi, bukan cuma keren di kaki, tapi juga punya nilai etis.

Bukan Cuma Sepatu, Tapi Simbol Gaya Hidup Baru

Di era sekarang, sepatu bukan cuma alat buat lari—tapi statement tentang siapa lo dan bagaimana lo bergerak.
HOKA ngasih keseimbangan antara performa, kenyamanan, dan gaya hidup. Lo bisa lari marathon, bisa juga nongkrong di coffee shop, tanpa perlu ganti sepatu.

Makanya, banyak orang bilang HOKA itu bukan cuma sepatu—tapi feeling.
Feeling di mana lo bisa bergerak bebas, tetap nyaman, tapi tetap tampil keren.

Jadi kalau lo lagi cari sepatu yang bisa fit all worlds — dari lari sampai lifestyle — ya, HOKA is your guy. Atau dalam bahasa kita:

“Sekali coba, susah pindah.”

HOKA berhasil bikin sepatu yang bukan cuma mendukung langkah lo, tapi juga gaya lo. Dan itu jarang banget terjadi di dunia sneaker modern. Jadi mau lo pelari, desainer, barista, atau sekadar penikmat jalan pagi—HOKA bakal selalu punya satu pasang yang cocok buat lo.

Mau ngadain acara lari tapi gak tau mau mulai dari mana? yuk langsung aja konsultasikan acara